MODEL MODEL PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

 

Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola- pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film-film, tipe-tipe, pro- gram-program media komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar (Siti Osa Kosassy, 2019).

Menurut Sudjana (2001:92), untuk melaksanakan pengembangan perangkat pengajaran diperlukan model- model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan. Sehubungan dengan itu ada beberapa model pengembangan pengajaran. Berikut penjelasan masing-ma-sing model pengembangan media pembelajaran:

1.        Model Kemp Menurut Kemp (1994)

Pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik manapun di dalam siklus tersebut. Namun karena kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia dan beriorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.



Unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran model Kemp meliputi:

a.       Identifikasi Masalah Pembelajaran

 Tujuan dari tahap ini adalah mengindentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan, baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran.

b.      Analisis Siswa

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu maupun kelompok.

c.       Analisis Tugas

Analisis tugas merupakan kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran.

d.       Merumuskan Indikator

 Analisis ini berfungsi sebagai:

1.      alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran

2.      kerangka kerja dalam merencanakan dan mengevaluasi hasil belajar siswa

3.      panduan siswa dalam belajar.

e.       Penyusunan Instrumen Evaluasi

 Bertujuan untuk menilai hasil belajar, dan kriteria penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, hal ini dimaksudkan untuk mengukur ketuntasan pencapaian kompetensi dasar yang telah dirumuskan.

f.        Strategi Pembelajaran

Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan

g.       Pemilihan Media atau Sumber Belajar

Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih.

h.      Pelayanan Pendukung

Merinci pelayanan penunjang yang diperlukan untuk mengembangkan dan melaksanakan semua kegiatan serta untuk memperoleh atau membuat bahan.

i.        Evaluasi Formatif

Menyiapkan evaluasi hasil belajar dan hasil program, di mana evaluasi formatif ini merupakan bagian penting dari proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai sasaran.

j.         Evaluasi Sumatif

 Ini dilakukan secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan tujuan utama pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.

k.       Revisi Perangkat

 Pembelajaran Melakukan kegiatan revisi perangkat pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.

 

2.       Model Dick-Carey

Perancangan pengajaran menurut pendekatan model Dick & Cerey di- kembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey. Model pengembangan ini ada kemiripan dengan model yang dikembangkan Kemp, tetapi ditambah dengan komponen melaksanakan analisis pembelajaran. Terdapat beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perencanaan tersebut. Urutan perencanaan dan pengembangan ditunjukkan pada gambar berikut:








 
    Berikut penjelasannya:

a.    Identifikasi Tujuan (Identity Instructional Goals)

 Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswa dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program pengajaran.

b.   Melakukan Analisis Instruksional (Conducting a Goal Analysis)

Setelah mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan apa tipe belajar yang dibutuhkan siswa. Analisis ini akan menghasilkan carta atau diagram tentang keterampilan-keterampilan/konsep dan menunjukkan keterkaitan antara keterampilan konsep tersebut.

c.    Mengidentifikasi Tingkah Laku Awal/Karakteristik Siswa (Identity Entry Behaviours, Characteristic)

Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan yang perlu dilatihkan dan tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga harus dipertimbangkan keterampilan apa yang telah dimiliki siswa saat mulai mengikuti pengajaran

d.   Merumuskan Tujuan Kinerja (Write Performance Objectives)

Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal siswa, selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa setelah menyelesaikan pembelajaran.

e.    Pengembangan Tes Acuan Patokan (Developing Criterian-Referenced Test Items) Pengembangan tes acuan patokan didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan, pengembangan butir asesmen untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan dalam tujuan.

f.     Pengembangan Strategi Pengajaran (Develop Instructional Strategy)

 Informasi dari lima tahap sebelumnya, maka selanjutnya mengidentifikasi strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Strategi akan meliputi aktivitas preinstruksional, penyampaian informasi, praktek dan balikan, testing yang dilakukan lewat aktivitas.

g.    Pengembangan atau Memilih Pengajaran (Develop and Select Instructional Materials) Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengajaran yang meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes dan panduan guru.

h.   Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif (Design and Conduct Formative Evaluation)

Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana meningkatkan pengajaran.

i.     Menulis Perangkat (Design and Conduct Summative Evaluation)

Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas/diimplementasikan di kelas.

j.     Revisi Pengajaran (Instructional Revitions)

Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data dari evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan dianalisis serta diinterpretasikan untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

 

3.       Model Four-D

Model pengembangan 4-D (Four- D) merupakan model pengembangan perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4-D terdiri atas 4 tahap utama yaitu:

 


 


 

Berikut penjelasannya:

a. Tahap Pendefinisian (Define)

Tujuan tahap ini adalah menetap-kan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran yang diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: analisis ujung depan, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, perumusan tujuan pembelajaran.

b.Tahap Perencanaan (Design)

Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran.

c. Tahap Pengembangan (Develop)

Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi:

·         validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi

·         simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pengajaran,

·         uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya.

d.Tahap Penyebaran (Disseminate)

Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM.

 

4.       Model Pengembangan Borg&Gall

Menurut Borg dan Gall penelitian dan pengembangan merupakan metode yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran (Handayani, 2013).

 


 



a.    Research and Information Collecting (melakukan penelitian dan pengumpulan informasi)

Penelitian dan pengumpulan data yang meliputi: mengumpulkan sumber rujukan/kajian pustaka, observasi/pengamatan kelas, dan identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran dan merangkum permasalahan.

b.   Planning (melakukan perencanaan)

Melakukan perencanaan, yang meliputi: identifikasi dan definisi keterampilan, penetapan tujuan, penentuan urutan, dan uji coba pada skala kecil.

c.    Develop Preliminary Form of Product (mengembangkan bentuk awal produk)

Mengembangkan jenis/bentuk produk awal, yang meliputi: penyiapan materi pembelajaran, penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi.

d.   Preliminary Field Testing (melakukan uji lapangan awal)

Melakukan uji coba tahap awal, dilakukan pada 1-3 sekolah menggunakan 6-12 subjek ahli. Pengumpulan informasi/data dengan menggunakan observasi, wawancara, kuesioner, dan dilanjutkan dengan analisis data.

e.    Main Product Revision (melakukan revisi produk utama)

Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran dari hasil uji coba lapangan awal.

f.      Main Field Testing (merlakukan uji lapangan untuk produk utama)

Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 5-15 sekolah, dengan 30-300 subjek. Tes/penilaian tentang prestasi belajar pebelajar dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran.

g.    Operational Product Revision (melakukan revisi produk operasional)

Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan saran dan masukan hasil uji coba lapangan utama.

h.   Operational Field Testing (melakukan uji lapangan terhadap produk final)

Melakukan uji coba lapangan operasional, dilakukan sampai 10-30 sekolah, melibatkan 40-200 subjek, dan data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, kuesioner, dan analisis data.

i.     Final product revision (melakukan revisi prduk final)

Revisi ini dilakukan berdasarkan hasil dari uji lapangan. Hasil uji yang diperoleh dapat dijadikan umpan balik untuk perbaikan dan penyempurnaan produk yang dikembangkan

j.     Dissemination and implementation (diseminasi dan implementasi)

Penyampaian hasil pengembangan (proses, program, produk) kepada para pengguna yang professional melalui forum pertemuan atau menuliskan dalam jurnal atau dalam bentuk buku atau handbook. Sementara itu, produk dari penelitian yang telah dilakukan dapat didistribusikan melalui perpustakaan, dinas-dinas terkait ataupun melalui toko buku. Yang terpenting dalam mendistribusikan produk ini adalah produk harus dilakukan setelah melalui quality control.

 

5.       Model ADDIE

Model ADDIE yang merupakan salah satu model desain pembelajaran sistematik. Model ADDIE adalah proses desain instruksional yang berulang-ulang, di mana hasil dari evaluasi formatif setiap fase dapat memimpin desainer instruksional kembali ke fase sebelumnya. Produk akhir dari satu fase adalah produk awal dari tahap berikutnya. Tahapan- tahapan ADDIE Model secara lebih lengkap yaitu sebagai berikut:



(I Made Yudi Premana, 2013)

Model ADDIE terdiri dari beberapa tahapan, sebagai berikut:

1.       Tahap analisis (analisys)

Merupakan tahap awal yang dilakukan dimana peneliti melakukan observasi untuk mengidentifikasi masalah yang ada.

2.       Design

Dapat menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan strategi pembelajaran.

3.       Development

Memproduksi program dan bahan ajar yang akan digunakan dalam program pembelajaran

4.       Implementation

Melaksanakan program pembelajaran dengan menerapkan desain atau spesifikasi program pembelajaran.

5.       Evaluation

Melakukan evaluasi program pembelajaran dan evaluasi hasil belajar

 

6.    Model ASSURE

 

Model ASSURE merupakan langkah merancanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas secara sistematis dengan memadukan penggunaan terknologi dan media. Model ASSURE menggunakan tahap demi tahap untuk membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat dari nama model tersebut, yaitu ASSURE. Sesuai dengan namanya, langkah-langkah dalam desain model ASSURE ini terdiri dari enam langlah, yaitu:

a. Analyze learner characteristics (Analisis karakter siswa)

Langkah awal dalam pembelajaran adalah menganalisis siswa, tujuannya agar guru dapat mengenali karakteristik siswa yang akan melakukan proses pembelajaran.

b.State performance objectives (Menetapkan kompetensi)

Dalam langkah ini, guru menentukan tujuan sesuai dengan silabus atau kurikulum. Tujuan ini juga mengarah pada evaluasi dan hasil belajar siswa.

c. Select methods, media, and materials (Memilih metode, media, dan bahan ajar)

Dalam langkah ini, guru harus pintar untuk memilih metode, media, dan bahan ajar yang sesuai untuk siswa. Kesesuaian ini dapat dilihat dari karakteristik siswa.

d.Utilize materials (Pemanfaatan bahan ajar dan media pembelajaran)

Ketika guru sudah dapat memilih bahan ajar dan media yang sesuai, guru harus dapat memanfaatkannya dengan baik dengan menggunakan metode yang telah dipilih.

e. Requires learner participation (Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran)

Proses pembelajaran akan berlangsung efektif, efisien, dan memiliki daya tarik ketika siswa ikut berpartisipasi dalam proses ini.

f.  Evaluate and revise (evaluasi dan revisi)

Setelah melakukan proses pembelajaran, selanjutnya diadakan evaluasi dan revisi. Tahap ini bertujuan untuk menilai efektivitas dan efisien program pembelajaran dan menilai pencapaian hasil belajar siswa. Dalam evaluasi untuk menilai efektivitas proses pembelajaran yaitu terjawabnya pertanyaan apakah proses pembelajaran ini mencapai tujuan, apakah metode, media, bahan ajar dapat membantu proses pembelajaran, apakah siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dalam revisi guru memperbaiki komponen-komponen pembelajaran agar pembelajaran dapat efektif dan efisien.

 

 

7.    Model PPSI (Prosedur Pengemba- ngan Sistem Instruksional)

Secara garis besar, model pe- ngembangan PPSI mengikuti pola dan siklus pengembangan yang mencakup: (1) perumusan tujuan, (2) pengemba- ngan alat evaluasi, (3) kegiatan belajar, (4) pengembangan program kegiatan, (5) pelaksanaan pengembangan. Model pengembangan PPSI dila- kukan untuk rancangan pembelajaran sebagaimana bagan berikut:

Penulis: 

Istimrariyyah Shulbah

Referensi:

Handayani, S. (2013). Pengembangan Modul Pembelajaran Pembuatan BEBE Anak Untuk Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Pengasih. Pengembangan Modul Pembelajaran.

I Made Yudi Premana, N. S. (2013). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Produksi Gambar 2D Untuk Bidang Keahlian Multimedia di Sekolah Menengah Kejuruan. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Teknologi Pembelajaran .

Istiqomah. (2011). “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Adobe Flash Untuk Meningkatkan Penguasaan EYD Pada Siswa SMA”. Skripsi (Universitas Negeri Semarang, 28-30.

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Mengembangkan Profesionalisme, 162.

Siti Osa Kosassy, S. M. (2019). Mengulas Model Model Pengembangan Pembelajaran dan Perangkat Pembelajaran. Jurnal PPKn & Hukum.

Syahril. (2018). Pengembangan Desain Model ASSURE Pada Pembelajaran IPS SD/MI. Jurnal Tarbiyah Al-Awlad.

Wynarti, I. A. ( 2018). Pengembangan Permainan Charades Sebagai Media Pembelajaran Materi Jenis- Jenis Bisnis Ritel Kelas XI Pemasaran di SMK Negeri 2 Buduran. Jurnal Pendidikan Tata Niaga (JPTN) .

 

 

Komentar